MAKALAH KB
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena
dengan rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini.
Tidak lupa saya ucapkan kepada dosen pembimbing dan teman-teman yang telah
memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan
makalah ini masih banyak kekurangan, oleh sebab itu penulis angat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun. Dan semoga Dengan selesainya makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan teman-teman. Amin...
Akhir penulis berharap semoga Allah
memberikan imbalan yang setimpal pada mereka, yang telah memberikan bantuan,
dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah. Amin Yaa Robbal’Alamiin.
Makassar, Maret 2014
DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR......................................................
DAFTAR
ISI.....................................................................
BAB
I PENDAHULUAN.................................................
A.
Latar
Belakang........................................................
B.
Rumusan
Masalah...................................................
C.
Tujuan
Pembahasan................................................
BAB
II PEMBAHASAN...................................................
A.
Pengertian
kontrasepsi.................................................
B.
Kontrasepsi
hormonal.................................................
1.
Oral
kontrasepsi................................................
2.
Suntikan/injeksi................................................
3.
Implant.............................................................
4.
IUD/AKDR......................................................
BAB III PENUTUP...........................................................
A. Kesimpulan.............................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk
yang besar. Laju pertumbuhan penduduk Indonesia cukup besar, sehingga perlu
dilakukan program pembatasan angka kelahiran. Program pembatasan angka
kelahiran di Indonesia dikenal dengan program keluarga berencana yang disingkat
dengan KB. Pembatasan kelahiran tersebut bertujuan tidak hanya untuk membatasi
angka kelahiran tetapi juga mengurangi angka mortalitas ibu dan anak, terutama ibu dengan usia tua,
yang ketika hamil, angka morbiditas dan mortalitas cukup tinggi dan juga
kemungkinan anak yang dilahirkan menderita gangguan kromosomal seperti sindrom
Down dan sebagainya cukup tinggi.
Program KB di Indonesia dijalankan dengan cara kontrasepsi
yaitu upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan. Upaya tersebut dapat bersifat
sementara, dapat pula bersifat permanen. Namun sampai saat ini belum ada suatu
cara kontrasepsi yang 100% ideal, karena idealnya suatu kontrasepsi dilihat
dari daya guna, aman, murah, estetik, mudah didapat, tidak memerlukan motivasi
terus-menerus, dan efek samping minimal .
Sejak diberlakukannya
program KB di Indonesia dan sejak berkembangnya kontrasepsi di Indonesia,
penggunaan kontrasepsi masih dalam taraf
belum cukup memuaskan , sampai saat ini masih banyak masyarakat
Indonesia yang enggan untuk menggunakan kontrasepsi dengan alasan takut akan
efek samping yang merugikan bahkan lebih memprihatinkan adalah bahwa masih
banyak masyarakat Indonesia yang belum tahu apa itu kontrasepsi, terutama
masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil dan yang tidak
berpendidikan. Padahal sampai saat ini kontrasepsi di Indonesia telah mengalami
evolusi yang cukup signifikan dalam hal daya guna, aman, murah, estetik, mudah
didapat dan efek samping minimal. Dengan mengenal seluk beluk alat kontrasepsi,
mulai dari apa itu kontrasepsi hingga efek samping yang ditimbulkan diharapkan
kedepannya kontrasepsi dapat dengan mudah diterima dan jangkau oleh masyarakat
Indonesia terutama masyarakat Indonesia yang tinggal di daerah terpencil. Untuk
itu perlunya digalakkan edukasi yang optimal mengenai kontrasepsi. Oleh karena
itu, adalah sebuah langkah yang baik jika pemahaman tentang kontrasepsi
ditingkatkan oleh seorang calon dokter praktik umum. Sehingga nantinya
diharapkan seorang dokter praktik umum mampu melakukan edukasi dan
penatalaksanaan secara paripurna mengenai kontrasepsi. Dan pada akhirnya,
dengan pemahaman yang baik di kalangan calon dokter praktik umum, program
keluarga berencana di Indonesia dapat berjalan dengan baik.
B. RUMUSAN MASALAH
1.
Apa pengertian kontrasepsi
2.
Kontrasepsi Hormonal dan pembagiannya
C. TUJUAN
1.
Mengetahui apa yang dimaksud dengan kontrasepsi
2. Mengetahui pembagian dari kontrasepsi
hormonal
BAB
II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian kontrasepsi
Kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan upaya itu
dapat bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Penggunaan kontrasepsi
merupakan salah satu variabel yang mempengaruhi fertilitas.
(Prawirohardjo, 2006)
Kontrasepsi adalah cara untuk
mencegah terjadinya konsepsidengan menggunakan alat atau obat-obatan
2.
Kontrasepsi hormonal
a.
Kontrasepsi Oral (pil)
Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang
berbentuk tablet, mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan
untuk mencegah hamil.
Kontrasepsi
oral terdiri atas lima macam yaitu :
1). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.
2). Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
4). Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
1). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang diminum 3 kali seminggu.
2). Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat haid.
4). Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ” yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological Half Life panjang.
5). Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan kondom bocor.
Efek
samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).
1). Nyeri payudara
1). Nyeri payudara
2).
Gangguan Haid
3). Hipertensi
4). Acne
5). Penambahan berat badan.
3). Hipertensi
4). Acne
5). Penambahan berat badan.
Keuntungan
Kontrasepsi Oral ( Pil )
1). Mudah menggunakannya.
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3). Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4). Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5). Mengurangi resiko kanker ovarium.
6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen.
1). Mudah menggunakannya.
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3). Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4). Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5). Mengurangi resiko kanker ovarium.
6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung estrogen.
b. Kontrasepsi suntikan/injeksi
Kontrasepsi suntikan adalah cara
untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui suntikan yang mengandung
suatu cairan berisi zat berupa hormon estrogen dan progesteron atau pun hanya
progesteronnya saja untuk jangka waktu tertentu.
Suntikan progestin pertama di
temukan pada awal tahun 1950 an, yang pada mulanya digunakan untuk pengobatan
endometriosis dan kanker endometrium (carcinoma endometrii). Baru pada awal
tahun 1960, uji klinis penggunaan suntikan progestin untuk keperluan
kontrasepsi dilakukan.Terdapat dua jenis suntikan progestin yang dipakai, yakni
depo medroksiprogesteron asetat dan depo noretisteron enantat. Sedangkan untuk
suntikan depo estrogen-progesteron (Cyclofem) ditemukan pada tahun 1960 an.
Penambahan estrogen pada obat kontrasepsi progesteron ternyata dapat
memperbaiki siklus haid.
Jenis-jenis alat KB suntik yang sering
digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan / bulan ; contoh :
cyclofem
2. Suntikan / 3 bulan ; contoh
: Depoprovera, Depogeston.
ü Suntikan Kombinasi (Hormon Estrogen dan Hormon Progesteron)
Jenis suntikan kombinasi adalah 25
mg Depo Medrosiprogesteron Asetat dan 5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan
injeksi I.M sebulan sekali (Cyclofem), dan 50 mg Noretrindron Enantat dan 5 mg
Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M.
Cara kerja :
a. Menekan ovulasi.
b. Mengentalkan lendir serviks sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
c. Menjadikan selaput lendr rahim tipis
dan atrofi.
d. Menghambat transfortasi gamet oleh
tuba
Yang
boleh menggunakan suntikan kombinasi :
a.
Usia reproduksi
b.
Nulipara dan telah memiliki anak
c.
Menghendaki kontrasepsi jangka
panjang dan yang memiliki efektivitas tinggi.
d.
Menyusui ASI pasca persalinan > 6
bulan.
e.
Setelah melahirkan dan tidak
menyusui .
f.
Anemia.
g.
Nyeri haid hebat.
h.
Haid teratur.
i.
Riwayat kehamilan ektopik.
j.
Sering lupa mengunakan pil
kontrasepsi.
Cara
Penggunaan :
Suntikan kombinasi diberikan setiap
bulan dengan suntikan IM dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu. Suntikan
ulang dapat diberikan 7 hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan
perdarahan. Dapat juga diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah
ditentukan, asal saja diyakini ibu tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan metode kontrasepsi
yang lain untuk 7 hari saja.
ü
Kontrasepsi
Suntikan Progestin
Tersedia 2 jenis kontrasepsi
suntikan yang hanya mengandung progestin, yaitu:
a.
Depo Medroksiprogesteron Asetat
(Depoprovera), mengandung 150 mg DMPA, yang diberikan setiap 3 bulan dengan
cara disuntik intra muscular (di daerah bokong), disimpan dalam suhu 20OC
– 25OC.
b.
Depo Noretisteron Enantat (Depo
Noristerat), yang mengandung 200mg Noretrindron Enantat, diberikan setiap 2
bulan sekali atau setiap 2 bulan untuk 6 bulan pertama (=3 kali suntikan
pertama), kemudian selanjutnya satu kali suntikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular.
Cara
kerja
1. Mencegahovulasi.
2. Mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma.
3. Menjadikan
lendir rahim tipis dan atrofi sehinga kurng baik untuk implantasi ovum yang
telah dibuahi.
4. Menghambat
transportasi gamet oleh tuba.
Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin :
1.
Usia reproduksi.
2.
Nulipara dan yang telah memiliki
anak.
3. Menghendaki
kontrasepsi jangka panjang
4.
Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi
yang sesuai.
5.
Setelah melahirkan dan tidak
menyusui.
6.
Setelah abortus atau keguguran.
7.
Telah banyak anak, tetapi belum
menghendaki tubektomi.
8.
Perokok.
9.
Mempunyai tekanan darah < 180/119
mmHg dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia bulan sabit.
10. Menggunakan
obat untuk epilepsi (fenitoin dan barbiturat) atau obat tuberkulosis
(rifampisin).
11. Tidak
dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung estrogen.
12. Sering
lupa menggunakan pil kontrasepsi.
13. Anemia
defisiensi besi.
14. Mendekati
usia menopause yang tidak mau atau tidak boleh menggunakan pil kontrasepsi
kombinasi.
c. Kontrasepsi Implant
Kontrasepsi
Implan biasa juga disebut Alat Kontrasepsi Bawah Kulit (AKBK) adalah alat
kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit atau yang diinsersikan tepat di bawah
kulit, dilakukan pada bagian dalam lengan atas atau dibawah siku melalui insisi
tunggal dalam bentuk kipas. (Suratun, dkk. 2008. Pelayanan Keluarga
Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: TIM)
Efek samping Implant
Pada
umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang paling
sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada setiap
pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada
pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 – 6 bulan
pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin timbul,
tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara
tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
Jenis
a.
Norplant: terdiri dari 6 batang
silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm yang
diisi dengan 36 mg Levonorgestrel dan lama kerjanya 5 tahun.
b.
Implanon: terdiri dari satu batang
putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm dan diameter 2 mm yang diisi
dengan 68 mg 3-Keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.
Jadena
dan Indoplant: terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg Levonorgestrel
dengan lama kerja 3 tahun.
Cara Kerja
a. Lendir
servik menjadi kental karena akibat adanya kerja hormon progesteron yang
terkandung dalam kontrasepsi Implan.
b. Mengganggu
proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi karena kerja
hormon progesteron menekan hormon estrogen.
c. Mengurangi
transportasi sperma karena kerja hormon progesteron membuat saluran genital
menjadi relaksasi sehingga tidak dapat mendorong ovum.
d. Menekan
ovulasi karena hormon estrogen ditekan hormon progesteron yang telah ada sejak
awal.
Adalah aspek utama banyaknya ibu yang
memilih sebagai alat kontrasepsi untuk mencegah kehamilan saat KB. Jenis alat kontrasepsi ini
berbentuk seperti huruf T, dengan metode pemasangannya dimasukan ke dalam
rahim. IUD terbuat dari bahan dasar hormon, yang akan melepaskan progestin
dengan tujuan menghambat ovulasi. IUD biasanya dapat berfungsi selama 5
tahun mulai dari awal pemasangan.Alat kontrasepsi dalam rahim ( AKDR
/ IUD ) merupakan alat kontrasepsi yang dipasang dalam rahim yang relatif lebih
efektif bila dibandingkan dengan metode pil, suntik dan kondom. Alat
kontrasepsi dalam rahim terbuat dari plastik elastik, dililit tembaga atau campuran
tembaga dengan perak. Lilitan logam menyebabkan reaksi anti fertilitas dengan
waktu penggunaan dapat mencapai 2-10 tahun, dengan metode kerja mencegah
masuknya sprematozoa/sel mani ke dalam saluran tuba. Pemasangan dan pencabutan
alat kontrasepsi ini harus dilakukan oleh tenaga medis (dokter atau bidan
terlatih), dapat dipakai oleh semua perempuan usia reproduksi namun tidak boleh
dipakai oleh perempuan yang terpapar infeksi menular seksual (Imbarwati, 2009).
IUD yaitu
alat yang terbuat dari plastik yang dimasukkan ke dalam rahim dan mencegah
kehamilan dengan cara menganggu lingkungan rahim dan menghalangi terjadinya
pembuahan maupun implantasi (ILUNI FKUI, 2010).
AKDR (alat
kontrasepsi dalam rahim) atau spiral, atau dalam bahasa Inggrisnya Intra-Uterine
Devices, disingkat IUD adalah alat yang dibuat dari polietilen dengan atau
tanpa metal/steroid yang ditempatkan di dalam rahim. Pemasangan ini dapat untuk
3-5 tahun dan bisa dilepaskan setiap saat bila klien berkeinginan untuk
mempunyai anak. AKDR inibekerja dengan mencegah pertemuan sperma dengan sel
telur (Kusumaningrum, 2009).
Jenis-jenis
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009).
Jenis IUD yang dipakai di Indonesia antara lain adalah :
a. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen dimana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan tembaga halus ini mempunyai efek anti fertilitas (anti pembuahan) yang cukup baik (Imbarwati, 2009).
b. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T (Imbarwati, 2009).
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama dengan lilitan tembaga halus pada IUD Copper-T (Imbarwati, 2009).
c. Multi load
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini (Imbarwati, 2009).
IUD ini terbuat dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjang dari ujung atas ke ujung bawah 3,6 cm. Batang diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektifitas. Ada tiga jenis ukuran multi load yaitu standar, small, dan mini (Imbarwati, 2009).
d. Lippes loop
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic (Imbarwati, 2009).
Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin (Kusmarjadi, 2010).
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010).
IUD ini terbuat dari polyethelene, berbentuk huruf spiral atau huruf S bersambung. Untuk memudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya Lippes loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning) dan tipe D berukuran 30 mm dan tebal (benang putih). Lippes loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan dari pemakaian IUD jenis ini adalah bila terjadi perforasi, jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic (Imbarwati, 2009).
Spiral bisa bertahan dalam rahim dan menghambat pembuahan sampai 10 tahun lamanya. Setelah itu harus dikeluarkan dan diganti. Bahan spiral yang paling umum digunakan adalah plastic atau plastic bercampur tembaga. Terdapat dua jenis IUD yaitu IUD dengan tembaga dan IUD dengan hormon (dikenal dengan IUS = Intrauterine System). IUD tembaga (copper) melepaskan partikel tembaga untuk mencegah kehamilan sedangkan IUS melepaskan hormon progestin (Kusmarjadi, 2010).
Spiral jenis copper T (melepaskan tembaga) mencegah kehamilan dengan cara menganggu pergerakan sperma untuk mencapai rongga rahim dan dapat dipakai selama 10 tahun. Progestasert IUD (melepaskan progesteron) hanya efektif untuk 1 tahun dan dapat digunakan untuk kontrasepsi darurat (ILUNI FKUI, 2010).
Cara
kerja
• Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
• Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
• Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
• AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).
• Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
• Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
• Mencegah sperma dan ovum bertemu dengan membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.
• AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (Muhammad, 2008).
IUD
baik untuk wanita yang:
• Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan jangka panjang
• Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
• Memberikan ASI
• Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
• Berada dalam masa pasca aborsi
• Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
• Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
• Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya.
• Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat (Kusumaningrum, 2009).
• Menginginkan kontrasepsi dengan tingkat efektifitas yang tinggi, dan jangka panjang
• Tidak ingin punya anak lagi atau ingin menjarangkan anak
• Memberikan ASI
• Berada dalam masa postpartum dan tidak memberikan ASI
• Berada dalam masa pasca aborsi
• Mempunyai resiko rendah terhadap PMS
• Tidak dapat mengingat untuk minum sebutir pil setiap hari
• Lebih menyukai untuk tidak menggunakan metode hormonal atau yang memang tidak boleh menggunakannya.
• Yang benar-benar membutuhkan alat kontrasepsi darurat (Kusumaningrum, 2009).
BAB III
KESIMPULAN
Kontrasepsi merupakan pencegahan kehamilan setelah
hubungan seksual dengan menghambat sperma mencapai ovum matang (metode yang
mencegah ovulasi) atau dengan mencegah ovum yang telah dibuahi tertanam pada
endometrium ( mekanisme yang menyebabkan lingkungan uterus tidak cocok untuk
ovum yang telah dibuahi).
Dalam pelayanan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi
hubungannya dengan pemilihan alat kontrasepsi yang sesuai dengan pasien,
diperlukan suatu konseling yang berarti petugas medis membantu pasien untuk
memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan dirinya dan juga dengan konseling
yang baik akan membantu pasien dalam menggunakan kontrasepsinya lebih lama dan
meningkatkan keberhasilan program KB.
Kontrasepsi hormonal yang cocok dan sesuai dengan pasien,
berdasarkan keadaan pasien yang memiliki usia pra menopause, dan masalah
obesitas tipe II, dislipidemia, serta riwayat amenore adalah pil kombinasi,
suntik kombinasi, minipil progestin dan implant levonorgestrel. Namun dari
keempat opsi kontrasepsi hormonal yang dapat digunakan oleh pasien tersebut,
kontrasepsi hormonal pil kombinasi yaitu kombinasi antara hormon estrogen dan
progesteron sintetik yang lebih cocok dan sesuai dengan kondisi pasien.
Pada pasien ini pemberian kontrasepsi sudah benar dan
rasional. Benar, karena sesuai dengan pertimbangan pemakaian kontrasepsi
hormonal oral sesuai dengan rekomendasi American Collage of Obstetrics yaitu
pemberian kontrasepsi hormonal setelah sebelumnya melakukan penelusuran riwayat
medik sederhana dan pengukuran tekanan darah. Rasional karena pemilihan jumlah
dan dosis kontrasepsi hormonal kombinasi sesuai dengan kondisi pasien dan
perubahan pemberian regimen kontrasepsi hormonal oral dilakukan setelah timbul
efek samping yang tidak mengenakan pada pasien.
Pemilihan alat kontrasepsi, jumlah dan dosis perlu
dipertimbangkan dengan baik sesuai dengan kondisi pasien secara holistik,
dengan sebelumnya dilakukan konseling secara optimal karena hal tersebut sangat
berpengaruh terhadap kualitas hasil yang dicapai.
DAFTAR
PUSTAKA
1. Departemen
Kesehatan RI. Paduan Pelayanan Keluaraga Berencana. Jakarta: Dep.Kes, 2006.
3. Mestranol/noretindrone. Diunduh dari www.drugs.com/cdi/mestranol-norethindrone.
html tanggal 18 mei 2009.
4.
Depomedroksiprogesteron asetat. Diunduh dari www.winkipedia.org/wiki/depomedroksiprogesteron
asetat tanggal 18 Mei 2009.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar