MAKALAH KOMUNIKASI DALAM PRAKTEK KEBIDANAN
NASKAH DRAMA
( TINGKAH LAKU VERBAL DAN NON VERBAL, SERTA PENGAMATAN
DAN PENAFSIRAN )
Judul : Seorang Bidan
Pembaca Naskah : Ayu Lestari
Pemain : Bidan : Anita Kurnia
Ibu-ibu : Nurdahlia Dahri, Natasya Eka Saputri,
Asrianti
T. Sayur : Nurdalifa
Suatu waktu, seorang bidan
baru, masuk kesebuah desa untuk memulai pekerjaan barunya. Bidan tersebut cukup
baik dan ramah kepada siapa saja. Namun masih ada juga dari beberapa masyarakat
di desa itu yang kurang menyukainya.
Suatu hari Bidan tersebut
memulai paginya dengan bekerja. Ia sangat disiplin waktu, apalagi dalam urusan
pekerjaan. Diwaktu yang sama, sekumpulan ibu-ibu juga sedang membeli sayuran
untuk bahan masakan.
Nurdalifa
: Mau beli yang mana Bu..??
Nurdahlia : Kangkungnya berapa mba..??
Natasya
: Kalau cabenya berapaan mba..??
Nurdalifa
: Oo,, kangkungnya 1.000 seikat, kalau cabenya 5.000 sekilo Bu..
Tiba-tiba lewatlah seorang Bidan yang ada di
desa tersebut.
Anita : Selamat pagi ibu-ibu…
( sambil tersenyum,
dan melsanjutkan perjalanannya )
Nurdalifa
: Pagi Bu Bidan… ( membalas senyum )
Ibu-ibu :
Pagiiiiiiii.. ( dengan senyum yang berbeda dengan hatinya )
Asrianti
: Eh,, Bu..Bu.. itukan Bidan baru di desa kita ya Bu..
Nurdahlia : iya Bu,, Bidan sombong dan sok
itu siapa siih yang ngak kenal..
Asrianti
: Emang benar yaa Bu kalau Bidan itu sombong..??
Nurdahlia :
Ya iyalah Bu.. iya kan Bu Tasya..??
Natasya : Iya.. bener tuuh Bu,, ( sambil menganggukkan kepala ),
selain itu Bidan itu juga genit Bu, apalagi sama suami kita.
Asrianti
: Ah, masa siih Buu..?
Natasya : Benar Bu,, masa saya bohong. Iya kan Bu
Lia. ( sambil menyenggol tangan Ibu Lia )
Nurdahlia
: ( Menganggukkan kepala tanda setuju )
Nurdalifa : Husst,, ( sambil menggerakkan tangannya ke
mulut ) jangan bicara sembarangan Bu.. ingat Bu masih pagi, dosa..
Nurdahlia
: siapa juga yang sembarangan mbak,, itu kenyataannya kok..
( dengan nada keras
dan membentak, sambil membuang sayur yang dipegangnya dan pergi )
Natasya
: iya nih, mbak siih.. ( ikut pergi )
Nurdalifa : Bu..BU.. jadi beli sayur ngak niih..
( sambil melambaikan
tangan tanda memanggil )
Asrianti
: Saya beli yang ini saja mbak,, ( lalu pergi )
Nurdalifa : Terimakasih Bu..
Beberapa hari kemudian,
tiba-tiba ibu Lia merasa tidak enak badan dan sedikit pusing, lalu ia berjan
keluar rumahnya. Diwaktu yang sama Ibu Tasya dan Ibu anti, seperti biasa mereka
sedang membeli sayur untuk dimasaknya.
Nurdahlia : Eeh, Ibu-ibu….
( sambil berjalan lemas
karena pusing )
Nurdalifa
: Beli sayur Bu..
Asrianti
: kenapa Bu..?? Ibu sakit..??
Nurdahlia : ( belum sempat menjawab, iapun
hampir jatuh pinsan )
Ibu-ibu
: ( berlari menolong ibu Lia )
Nurdalifa
: Bawah ke puskesmas saja Bu..
Ibu-ibu
: iya.. iya..
Beberap menit kemudian,
sampailah mereka di puskesmas. Tiba-tiba, bidan baru yang ada di puskesmas
tersebut berlari dan segera menolong ibu Lia.
Anita
: Ini kenapa Bu..??
Ibu- ibu
: ( menggelengkan kepala, bertanda tidak tau )
Nurdalifa
: Tidak tau niih Bu bidan, tadi Ibu Lia langsung pinsan saja..
Anita
: Yaa sudah bawah masuk..
Anita
: Saya periksa dulu yaa Bu..??
Nurdahlia : ( menganggukkan kepala )
Beberapa menit kemudian………
Anita
: Silahkan bangun Bu..
( sambil tersenyum,
dan membawah Ibu Lia ke kursi )
Natasya
: Bagaimana Bu Bidan..?? ada apa dengan ibu Lia..??
Anita
: Ibu Lia, sejak kapan Ibu mengalami hal seperti ini..??
Nurdahlia
: Sudah beberapa hari ini Bu bidan.. ( sambil mengelus-elus kepalanya )
Anita
: Ibu,, apa saja yang Ibu rasakan saat ini..??
Nurdahlia : Saya merasa sedikit pusing,
lemes, dan mual juga Bu Bidan..
( dengan raut wajah
yang lemas )
Asrianti
: Memangnya ada apa Bu Bidan..??
Natasya
: ( mengangguk )
Anita : Begini Bu,, dari penjelasan Ibu
tadi, dan dari hasil pemeriksaan saya,, ternyata Ibu Lia sedang hamil..
Nurdahlia : ( kaget ) apaaaa,, saya hamil Bu
Bidan.. Alhamdulillah..
Bidan : Iya Bu.. dan sekarang, usia kandungan
Ibu sudah mencapai 2 bulan Bu.. ( sambil
tersenyum ikut gembira )
Ibu-ibu & T. sayur : Waaah,, selamat yaa Buu.. ( ikut gembira )
Nurdahlia : Emm,, Bu Bidan, terima kasih
banyak yaa Bu atas bantuannya..
Anita
: ( tersenyum ramah )
Nurdahlia
: Eem Bu Bidan,, saya mau minta maaf yaa Bu atas semua perbuatan saya selama
ini sama Bu Bidan.. Saya malu Bu sama Ibu Bidan..
Anita : ( tersenyum ) tidak apa-apa Bu,,
saya mengerti kok maksud Ibu.. dan saya
juga sudah memaafkan Ibu dari awal..
Nurdahlia
: ( tersenyum ) waah Ibu Bidan ternyata memang orang yang baik, ternyata selama
ini saya salah menilai Ibu Bidan.. sekali lagi terima kasih banyak Bu Bidan.. ( sambil menjabat tangan bu Bidan )
Anita : Iya sama-sama Bu.. ( sambil
tersenyum )
Natasya
: Saya juga minta maa yaa Bu Bidan..
( sambil menjabat
tangan bu Bidan )
Anita
: Iya Bu,, Tidak apa-apa..
Asrianti & T. sayur : ( ikut bersalaman dengan Bu Bidan )
Nurdahlia : Kalau begitu kami permisi dulu Bu
Bidan..
Anita
: iya Ibu-ibu…. Hati-hati ya Bu.
Ibu-ibu & T. sayur : Mari Bu Bidan..
Anita
: Iya Ibu-ibu.. ( sambil mengantar ke depan pintu )
Saat itulah Bidan tersebut
mulai banyak disukai oleh masyarakat setempat, karena kebaikan dan
ketulusannya, akhirnya ia bias mengubah pendapat buruk masyarakat tentang
dirinya. Dan tidak jarang ia pun sering mendapat cendra mata dari masyarakat
setempat..
~SEKIAN~
Tidak ada komentar:
Posting Komentar